Jumat, 28 September 2018

Keliling Surabaya Pakai Sampah Plastik, Why Not???




                                                                                                                                                                                                                         (sc : vejwan.blogspot.com)
Tampilan Suroboyo Bus 

H+4 lebaran, unjung-unjung (silaturahim) dengan keluarga, tetangga, hingga sanak saudara telah keluargaku lakukan sebagaimana tradisi yang dilakukan keluarga lain di Indonesia yang merayakan Hari Raya Idul Fitri. Pada hari itu aku, adik dan sepupuku duduk leyeh-leyeh (santai dalam bahasa Jawa) di ruang keluarga. Kami sibuk dengan gadget masing-masing, ya beginilah fakta saat ini banyak dijumpai perkumpulan dengan teman bahkan dengan kerabat tidak jauh dari gadget atau HP. Aku pun teringat sejak satu bulan yang lalu telah mengikuti info sosial media milik Dinas Perhubungan Kota Surabaya yaitu @dishubsurabaya. Semenjak Dinas Perhubungan Kota Surabaya mengumumkan akan mengoperasikan bis umum canggih, aku selalu mengikuti postingan tersebut karena ini merupakan salah satu obsesiku ingin dapat merasakan menggunakan bis seperti ini di sekitar tempat tinggalku. Obsesi ini muncul karena hobiku menonton drama Korea, di mana selalu ada setting cerita yang berada di dalam bis setiap menonton aku selalu berharap semoga suatu saat bisa menaiki bis ada bis umum yang seperti ini dan mudah dijangkau. Finally, Suroboyo Bus muncul. Kembali pada gadget, aku menunjukkan foto suroboyo bus pada sepupu dan adik-adik aku.
"Lihat, keren gak? Ayo naik ini keliling Surabaya", ajakku
"Mbak bayarin ya", pinta Radit adikku
"Gampang, gak perlu bayar. Ini GRATIIISSS!", aku meyakinkan mereka hingga mereka tampak kaget tanda tidak percaya.
"Kita cuma perlu bayar pakai kemasan bekas air munim plastik", jawabku pada mereka.
            “Masa sih mbak??? Ojo guyon” sepupuku tampaknya kurang percaya.
            “Beneran” Aku pun menegaskan.

Sore itu pun aku mengerahkan saudara-saudaraku untuk mengumpulkan sampah bekas kemasan air minum. Untungnya keluargaku termasuk keluarga yang peduli terhadap lingkungan, kami sudah terbiasa memisahkan sampah kemasan air minum ataupun sejenis botol-botol dan kardus-kardus untuk dijual kembali. Kami pun tidak kesulitan mencari sampah bekas kemasan air minum yang akan kami gunakan untuk menaiki Suroboyo Bus nanti. Kami hanya perlu mengelompokkan jenis kemasan plastik dan menghitungnya untuk memudahkan saat penukaran tiket Suroboyo Bus. Aku sudah sangat menantikan kegiatan ini, hingga aku telah mendapat informasi cara penukaran tiketnya di Bank Sampah melalui Youtube sampai-sampai agar tidak salah informasi aku mengunduh videonya agar bisa ditonton secara offline. Betapa excited-nya diriku. Adapun jumlah kemasan minumannya yaitu 10 gelas plastik, 5 botot ukuran tanggung, dan 3 botol ukuran besar. Masing-masing untuk mendapatkan 1 tiket sekali jalan. Kami mengumpulkan sebanyak mungkin kemasan minuman bekasnya agar cukup digunakan saat melakukan perjalanan dengan Suroboyo Bus.

Keesokan harinya, setelah aku dan saudara-saudaraku sarapan sekitar pukul 08.00, kami berangkat, kami berbagi tugas membawa kemasan minuman bekas yang telah kami kumpulkan. Meskipun sedikit merepotkan tapi kami menikmati perjalanan ini. Rumahku tidaklah berada dikawasan yang dilewati Suroboyo Bus. Rumahku di Desa Gilang, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo jadi, untuk dapat merasakan menaiki Suroboyo Bus kami menaiki angkot atau di wilayah Surabaya dan Sidoarjo biasa disebut Lyn atau bemo. Hari ini merupakan hari di mana kami benar-banar menggunkan kendaraan umum. Padahal kami biasanya pergi ke Surabaya menggunakan sepeda motor seperti orang-orang pada umumnya. Kami jalan kaku telebih dahulu sejauh ±700 meter untuk bisa menaiki Lyn. Lyn yang kami naiki adalah Lyn HN yaitu jurusan Krian – Waru tentu saja tujuan kami adalah Terminal Purabaya yang berada di Waru, di situlah berdasarkan info dari instagram Dinas Perhubungan Kota Surabaya (@dishubsurabaya) dan partnernya @suroboyobus adalah tempat pemberangkatan awal Suroboyo Bus (selain dari Terminal Rajawali) dan juga terdapat Bank Sampah tempat penukaran sampah kemasan minuman degan tiket.
            Aku lagi-lagi mengerahkan saudaraku untuk antri menukarkan barang bekas air munum dengan tiket Suroboyo Bus. Petugas Bank Sampah memeriksa dan menghitung jumlahnya. Berdasarkan banyaknya barang bekas yang kami bawa kami mendapatkan tiket Suroboyo Bus dalam bentuk stiker sejumlah 8 buah. Petugas juga meminta KTP dalah satu dari kami untuk didata. Aku pun memberikan KTP ku, tak lama kemudian petugas mengembalikannya dan kami masuk ke dalam bis.

                                                                                                    (sc : doc pribadi)

Kartu Setor Sampah Tempat TIket Stiker Suroboyo Bus


Ku kira bis akan penuh karena mengingat saat itu adalah libur Hari Raya. Saat petama masuk bis kesan pertamaku bisnya nyaman banget keadaan di dalam bis bersih, semoga seterusnya bis maupun kendaraan umum lainnya bisa terjaga kebersihannya. Di dalam bis terdapat kriteria tempat duduk, yang berwarna merah muda untuk wanita dan anak-anak, merah untuk lansia, oren untuk umum, di sana terdapat area untuk penumpang disabilitas juga, fix sarana prasarana Suroboyo Bus lengkap. Petugas Suroboyo Bus juga ramah, karena ini pertama kaliku menaiki Suroboyo Bus aku bertanya tentang rute yang di lewati dan cara pembayaran jika tiket habis. Petugas dengan ramah menjawab semua pertanyaanku dan aku puas dengan jawabannya. Saat bis mulai berjalan, perjalanan terasa nyaman karena ada AC yang sejuk. Supir Suroboyo Bus juga mengendarai bis dengan baik tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Saat mendekati halte yang akan dituju terdapat pemberitahuan nama halte tersebut, dan saat tiba di halte pemberitahuan tersebut berbunyi kembali.

                                                                                  (sc : doc pribadi)
Kartu setelah dilubangi oleh petugas 

Petugas memeriksa tiketku. Aku dan saudara ku berlima sehingga tiket kami ditandai dengan cara dilubangi pada 5 stiker kami dan sisa tiket kami tinggal 3. Kami awalnya hanya berkeliling Surabaya dengan Suroboyo Bus ini, karena jika kami berhenti dan kembali menaiki Suoboyo Bus kami harus menambah tiket atau membawa barang bekas lagi. Namun, akhirnya kami pun memutuskan untuk mengunjungi Tugu Pahlawan. Kami turun di halte Tugu Pahlawan yang terletak di depan Bank Mandiri KCP Pahlawan. Agar kami bisa menaiki Suroboyo Bus lagi, kami mengumpulkan bekas kemasan air minum saat berjalan-jalan mengelilingi Tugu Pahlawan. Kami tak menghiraukan saat ada orang yang melihat kami. Kami menikmati liburan kami dan ini juga menjadi edukasi untuk saudaraku yang masih usia anak-anak agar sedini mungkin mereka peduli pada lingkungan. Dengan inovasi pembayaran Suroboyo Bus menggunakan barang bekas ini juga dapat menyadarkan masyarakat bahwa barang bekas benar-benar dapat dimanfaatkan. Semoga cara pembayaran ini berlaku seterusnya dan Suroboyo Bus bisa berkembang hingga bekerjasama dengan dishub kota/ kabupaten di sekitarnya seperti Sidoarjo, Mojokerto, dan Gresik.

                                                                                  (sc : doc pribadi)
Kami saat di dalam Suroboyo Bus