Selasa, 20 Desember 2016

PROPOSAL PENELITIAN LITERASI SISWA TUNARUNGU (TUGAS METODOLOGI PENELITIAN)

PENGARUH PENGGUNAAN BIG BOOK TERHADAP PERKEMBANGAN  MEMBACA NYARING PADA KEGIATAN LITERASI SISWA TUNARUNGU KELAS 3 SDLB KARYA MULIA SURABAYA






PROPOSAL PENELITIAN









Oleh
FALACHAINI ANITYA PUTRI
NIM 14010044021





UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2017



Halaman Persetujuan

Usulan Penelitian oleh            : Falachaini Anitya Putri
NIM                                        : 14010044021
Judul                                       : Pengaruh Penggunaan Big Book Terhadap
  Perkembangan Membaca Nyaring pada Kegiatan 
  Literasi Siswa Tunarungu Kelas 3 SDLB Karya
  Mulia Surabaya

ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Surabaya, 01 Juli 2017
Pembimbing,



(Dr. Yuliati, M. Pd )
NIP. 195707121983032013



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada dasarnya kegiatan literasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Setelah dilaksanakannya Deklarasi Praha pada Tahun 2003 pengertian tentang literasi semakin luas tidak hanya mengenai baca dan tulis. “Literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya” (UNESCO, 2003). Secara sederhana literasi dapat diartikan sebagai cara peserta didik mengakses, memahami, dan menggunakan informasi yang berada di sekitarnya untuk mengatasi berbagai permasalahan hidupnya.
Berdasarkan hasil survei internasional (PIRLS 2011, PISA 2009 & 2012) yang mengukur keterampilan membaca peserta didik, Indonesia menduduki peringkat bawah. Fakta tersebut memanglah benar, kegiatan membaca anak-anak Indonesia masih sangat minim terlebih lagi di era yang telah modern saat ini. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah membuat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015, yaitu dengan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GSL). Salah satu kegiatannya yaitu membaca buku non pelajaran selama 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
GLS ini merupakan terobosan yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan dalam bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kepala sekolah, guru, pustakawan, orang tua, serta masyarakat di sekitas peserta didik. Guru memiliki peran penting dalam memotivasi peserta didik untuk belajar, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menggunakan pendekatan yang komprehensif serta progresif agar guru bisa memotivasi rasa ingin tahu peserta didik dan memicu mereka untuk berpikir kritis. Dalam pengembangan pembelajaran ini, guru harus mampu memilih dan memanfaatkan bahan ajar yang ada secermat mungkin. Guru harus mendorong peserta didik untuk membaca buku-buku yang berkualitas, karena membaca sejalan dengan proses berpikir kritis yang memungkinkan peserta didik untuk menjadi kreatif dan berdaya cipta. (Sri Renani : 2016)
Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya adalah dengan langkah awal berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan selama 15 menit dengan membaca (nyaring, dalam hati, terpandu, dsb., yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran (ada tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
Gerakan Literasi Sekolah untuk peserta didik berkebutuhan khusus di SLB pada dasarnya harus mengembangkan keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara,membaca, dan menulis. Oleh sebab itu, implementasi gerakan literasi di SLB harus mengembangkan keempat keterampilan tersebut pada setiap aktivitas pembelajaran dan disesuaikan dengan hambatan yang dialami oleh peserta didik. Salah satunya yaitu pada siswa tunarungu, siswa tunarungu mngalami gangguan pendengaran sehingga komunikasi mereka terhambat. Karena memiliki hambatan auditif maka informasi yang lebih mudah mereka terima yaitu secara visual.  Sehingga dalam kegiatan literasinya dapat diperbanyak informasi berupa teks dan gambar yang jelas.
Agar pelaksanaan gerakan literasi di sekolah berjalan dengan baik harus ditunjang oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung komponen penting yang terkait dengan literasi di sekolah. Secara umum, sarana dan prasarana yang harus ada di sekolah adalah ruangan perpustakaan yang memiliki jadwal rutin dan memiliki aksesibilitas yang baik; adanya Majalah Dinding; dan terdapat pojok baca di kelas. Namun pada SLB sarana dan prasarana kegitan literasi tidak cukup hanya hal-hal tersebut saja dan harus disesuaikan dengan keadaan siswa berkebutuhan khusus salah satu saran yang dapat digunakan yaitu Big Book yang biasanya diterapkan kepada pembelajaran literasi siswa reguler saja. Karena siswa tunarungu hanya mengalami gangguan pendengaran dan tanpa ada hambatan intelektual maka dalam pembelajran literasi siswa tunarungu dapat ditunjang dengan menggunakan Big Book dengan membacanya secara nyaring guna melatih kemampuan komunikasi oralnya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang diperoleh yaitu :
1.      Bagaimana penggunaan Big Book dalam kegiatan literasi siswa tunarungu?
2.      Bagaimana pengaruh penggunaan Big Book pada keterampilan membaca nyaring siswa tunarungu?

C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari peneilitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menganalisis pengaruh penggunaan big book dalam kegiatan membaca nyaring siswa tunarungu.
2.      Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi oral siswa tunarungu.
3.      Unuk meningkatkan kegiatan literasi siswa tunarungu se dini mungkin.

D.    Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.      Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti terhadap penelitian.
2.      Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak– pihak yang terkait.
3.      Secara akademis, diharapkan penelitian ini dapat menambah sumber bacaaan di lingkungan Jurusan Luar Biasa FIP UNESA.

KAJIAN PUSTAKA
Setiap melakukan penelitian, diperlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Hadari Nawawi, 1995). Fungsi teori dalam sebuah riset atau penelitian adalah membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena yang alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala tersebut (Krisyantono, 2006:43). Adapun teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A.    Literasi di SLB
Sebelum mengimplementasikan literasi di sekolah, terlebih dahulu sekolah tersebut telah menyusun susunan organisasi tim literasi sekolahyang berisi warga sekolah dan berhubungan dengan masyarakat, pemangku pendidikan hingga pemerintah. Setelah itu ditentukan pula sasaran dan tujuan program literasi yang kemudian disosialisasikan kepada warga sekolah beserta orang tua atau wali murid.
Adapun tujuan umum program pelaksanaan literasi di SLB adalah menjadikan sekolah sabagai organisasi pembelajaran (learning organization) yang mampu mempraktikkan kegiatan-kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) agar warga sekolah dapat menjadi individu pembelajar yang mampu belajar sepanjang hayat dan berkolaborasi dalam perkembangan peradaban dunia sesuai dengan arah kompetensi abad ke 21.
Implementasi literasi di satuan pendidikan SDLB pada dasarnya mengembangkan kemampuan berbahasa tingkat dasar bagi peserta didik yang berasal dari TKLB. Bagi peserta didik yang langsung masuk ke SDLB tanpa melalui TKLB dan belum memiliki kemampuan berbahasa tingkat usia dini, maka harus diberikan keterampilan berbahasa tingkat usia dini sebelum melanjutkan ke tingkat dasar. Proses implementasi literasi di SDLB disesuaikan dengan kemampuan intelektual dan hambatan yang dialami, baik bagi yang peserta didik yang berasal dari TKLB ataupun yang langsung ke SDLB.
B.     Literasi Siswa Tunarungu
Peserta didik dengan hambatan pendengaran yang tidak disertai hambatan intelektual memiliki kemampuan yang sama dengan anak normal dalam melakukan aktivitas yang sifatnya rasional selama proses aktivitas tersebut dapat diamati secara visual. Peserta didik dengan hambatan pendengaran yang disertai dengan hambatan intelektual dalam melaksanakan aktivitas literasi mengikuti pola
peserta didik dengan hambatan intelektual.
Sarana dan prasarana literasi di SDLB Tunarungu
1)      Benda asli/miniatur benda 3 dimensi
2)      Buku-buku cerita bergambar
3)      CD audio video
4)      Alat bantu dengar (grup atau individu)
5)      Tape recorder
6)      Flashdisk
7)      Kertas tulis
8)      Papan pajangan
9)      Pojok Bacaan atau rak yang berisi buku buku bacaan yang menyenangkan bagi peserta didik.
C.     Big book
Buku besar (big book) adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Big book berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dan murid. Ukuran big book bisa beragam, misalnya ukuran A3, A4, A5, atau seukuran koran.
Big book dapat digunakan di kelas awal karena memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru dapat memilih big book yang isi cerita dan topiknya sesuai dengan minat siswa atau sesuai dengan tema pelajaran. Bahkan, guru dapat membuat sendiri big book sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Big book digunakan oleh guru saat ia sedang melakukan pemodelan membaca atau membaca bersama. Jenis buku ini akan diminati siswa karena tampilannya menarik perhatian mereka. Menurut Karges-Bone (1992) agar pembelajaran bahasa dapat lebih efektif dan berhasil, sebuah big book sebaiknya memiliki ciri-ciri berikut ini.
·         Cerita singkat (10-15 halaman).
·         Pola kalimat jelas.
·         Gambar memiliki makna.
·         Jenis dan ukuran huruf jelas terbaca.
·          Jalan cerita mudah dipahami.
Beberapa halaman big book memunculkan kata secara berulang untuk dipelajari siswa. Curtain dan Dahlberg (2004) menyatakan bahwa big book memungkinkan siswa belajar membaca melalui cara mengingat dan mengulang bacaan. Big book dapat berupa cerita maupun informasi yang berisi pengetahuan maupun prosedur yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan.
D.    Siswa tunarungu
Murni Winarsih (2007: 23), menyatakan tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh tidak fungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga anak tersebut tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berdampak terhadap kehidupannya secara kompleks terutama pada kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting.
Sedangkan Iwin Suwarman (Edja Sadjaah. 2005: 75), pakar bidang medik, memiliki pandangan yang sama bahwa anak tunarungu dikategorikan menjadi dua kelompok. Pertama Hard of hearing adalah seseorang yang masih memiliki sisa pendengaran sedemikian rupa sehingga masih cukup untuk digunakan sebagai alat penangkap proses mendengar sebagai bekal primer penguasaan kemahiran bahasa dan komunikasi dengan yang lain baik dengan maupun tanpa mengguanakan alat bantu dengar. Kedua The Deaf adalah seseorang yang tidak memiliki indera dengar sedemikian rendah sehingga tidak mampu berfungsi sebagi alat penguasaan bahasa dan komunikasi, baik dengan ataupun tanpa menggunakan alat bantu dengar.
Dari pernyataan tersebut siswa tunarungu dapat diartikan sebagai individu yang mengikuti kegiatan pembelajaran di mana mengalami gangguan pendengaran karena kerusakan fisik maupun saraf.

E.     Kemampuan berbahasa tunarungu
Ketidak mampuan mendengar siswa Tunarungu mengakibatkan mereka kesulitan memahami informasi secara verbal sehingga mereka lebih memanfaatkn kemampuan visual mereka untuk memahami informasi yang mereka peroleh. Dengan demikian secara kognitif mereka tidak mengalami gangguan. Permasalahan utama tunarungu adalah aspek bahasa. McLean, Wolery, dan Bailey (2004) mengemukakan bahwa kebanyakan anak- anak yang mederita ketulian memerlukan banyak waktu dalam belajar berbicara. bagi individu yang kehilangan pendengaran ringan atau sedang pengaruhnya mungkin dapat diminimalisir sedemikian mungkin. Akan tetapi bagi yang ketuliannya congengital atau berat, suara keras yang tidak mampu didengar meskipun telah menggunakan alat dengar. Individu seperti ini tidak dapat memperoleh informasi melalui suara, akan tetapi sebaiknya mereka belajar membaca bibir. suara yang dikeluarkan oleh individu dengan ketunarunguan biasanya sering sulit untuk dimengerti. anak - anak dengan ketunarunguan mempunyai masalah dalam membedakan artikulasi, kualitas dan tekanan suara.  
F.      Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah :

METODE PENELITIAN
a)      Jenis dan Rancangan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu “Pengaruh Penggunaan Big Book dalam Kegiatan Literasi Terhadap Perkembangan Membaca Nyaring Siswa  Tunarungu Kelas 3 SDLB Karya Mulia”, maka peneliti memilih menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre-eksperimental. Melalui penelitian ini, peneliti hendak mengungkapkan hubungan sebab-akibat dari pelibatan satu kelompok subjek saja atau tanpa ada kontrolnya, peneliti menggunkan desain penelitian “one group pre-test post-test design” (Sandjaja & Heriyanto, 2011 : 124). Pre-test (O1) dan post-test (O2) yang diberikan untuk membandingkan keadaan sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan (X). Oleh karena itu hasil perlakuan dapat diketahui lebih akuran karena dapat membandingkan keadaan sebelum diberikan perlakuan.
O1 (Pre-test) = Pre-test dilakuakn sebelum diberikan perlakuan guna mengetahui kemampuan awal siswa tunarungu pada keterampilan membacanya. Dengan materi tentang kerukunan dan pengalaman dengan teman di sekolah maupun dirumah. Pre-test diberikan satu kali dengancara memberikan test tulis, ter lisan dan tes perbuatan pada siswa tunarunguyang berjumlah 8 orang dan dilaksanakan selama 20 menit.
X (Perlakuan) = Perlakuan atau treatment diberikan dengan menerapkan pendekatan pembelajran langsung dengan metode demonstrasi yang diberikan sebanyak lima kali pertemuan. Perlakuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring dengan materi tentang pada siswa tunarungu kelas 3 SD Karya Mulia Surabaya.
O2 (Post-test) = Post-test dilakuakan sesudah diberikan perlakuan atau pada akhir pertemuan (pertemuanm ke enam). Dilakukan satu kali, untuk mengetahui keterampilan mebaca nyaring dengan materi tentang kerukunan dan pengalaman dengan teman di sekolah maupun dirumah. Post-test yang diberikan yaitu berupa tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan, yang dilaksanakan selama 20 menit.  Hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan statistik non parametrik

b)     Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini yaitu di SDLB Karya Mulia Surabaya

c)      Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek adalam penelitian ini adalah siswa tunarungu kelas 3 SDLB Karya Mulia Surabaya yang berjumlah 8 siswa.

d)     Variabel dan definisi operasional
1.      Variabel
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013 : 3). Pada penelitian ini digunakan 2 macam variabel, yaitu :
a.       Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Sugiyono, 2014 : 4). Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu big book, karena big book akan memberikan pengaruh dan menjadi penyebab timbulnya variabel terikat.
b.      Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013 : 4). Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu perkembangan membaca nyaring, karena perkembangan membaca nyaring yang akan diberi pengaruh dan menjadi aibat karena adanya variabel bebas.

e)      Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan data berupa tabel pengamatan, tes tulis, dan tabel penilaian, untuk tes tulis diberlakukan agar siswa dapat memperoleh data kemampuan membaca nyaring siswa tunarungu yang lebih valid. Jadi, instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
1.      Lembar tabel pengamatan
2.      Materi pembelajaran
3.      Soal pre-test dan post-test
4.      Kunci jawaban soal pre-test dan post-test
5.      Lembar tabel penilaian

f)       Teknik Pengumpulan Data
Bedasarkan Instrumen penelitian yang digunakan, maka eknik pengumpulan data yang diginakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Metode Observasi/ Pengamatan
Observasi/ Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi  dan data yang berkaitan dengan kemampuan membaca nyaring siswa tunarungu. Peneliti menggunakan metode observasi partisispatif di mana peneliti berinteraksi secara penuh dengan subyek penelitian saat proses pembelajaran. Hal tersebut dilakukan bertujuan supaya dengan digunakannya metode observasi agar memperoleh data aktual tentang pelaksanaan pembelajaran literasi menggunakan Big Book melalui lembar pengamatan.
2.      Metode Tes
Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu pre-test dan post test. Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan literasi sebelum digunakannya Big Book dalam kegiatan pembelajaran literasi. Sedangkan post-test diberikan untuk mengetahui kemampuan literasi sesudah digunakannya Big Book dalam kegiatan pembelajaran literasi.
      Bentuk soal pada pre-test dan post-test sama yaitu berupa ter tulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Materi yang digunakan yaitu, kerukunan dan pengalaman dengan teman di sekolah maupun dirumah.

g)      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data, yaitu cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan mengolah data tersebut untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dapat dilakukan melalui tahap berikut ini :
1.      Tahap Penelitian
a.       Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1)      Peneliti merancang kelas yang akan dijadikan sampel.
2)      Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian yang akan digunakan untuk penelitian.
b.      Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1)      Peneliti melaksanakan pembelajaran pada sampel penelitian.
2)      Peneliti menguji coba, menganalisis, dan menetapkan instrumen penelitian.
c.       Evaluasi
Peneliti menganalisis dan mengolah data yang telah dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan.
d.      Penyusunan Laporan
Peneliti menyususn dan melaporkan hasil-hasil penelitian.

h)     Uji Coba Instrumen
Sebelum soal tes digunakan mengukur peserta didik pada kelas sampel, soal tes terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda pada butir soal. Dari hasil uji coba tersebut, maka dipilih soal yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa tunarungu pada materi Big Book Tentang Kerukunan dan pengalaman bersama teman di sekolah maupun di rumah.
1)      Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dapat digunakan rumus :

Product Moment

Keterangan :
 rxy  =  koefisien korelasi item soal
N    = banyaknya peserta tes
X    = jumlah skor item
Y    = jumlah skor total
Kriteria :
0,00 < rxy < 0,20 sangat rendah
0,20 < rxy < 0,40 rendah
0,40 < rxy < 0,60 cukup
0,60 < rxy < 0,80 tinggi
0,80 < rxy < 1,00 sangat tinggi



DAFTAR PUSTAKA
Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika
Aditama
Pangesti Wiedarti, Kisyani Laksono, Sofie Dewayani, dkk. Desain Induk Gerakan
Literasi Sekolah. 2016. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Kemendikbud
E-book USAID PRIORITAS. Materi Untuk Sekolah Praktik yang Baik SD/MI
(2014)
Sri Wahyu Ningsih, R. Achmad Yusuf, Rika Rismayati. Panduan Gerakan Literasi
Sekolah Di Sekolah Luar Biasa. 2016. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.
Dewi Utama Faizah, Susanti Sufyadi, dkk. Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di
Sekolah Dasar. 2016. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.
Arikunto, Suharsimi . 2013 Prosedur Penelitian . Yogyakarta. Rineka Cipta

Sarwono, Jonathan,.2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu



Rujukan : https://yuliyatiunesa.wordpress.com/



Senin, 12 Desember 2016

Desain Big book, Mini book, dan Word wall untuk Kegiatan Literasi

Untuk meningkatkan keterampilan membaca masyarakat Indonesia, Kementerian pendidikan dan kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah guna membiasakan para siswa agar mau membaca dalam kehidupan sehari – hari mereka. Literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, berbicara, dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan. Gerakan Literasi Sekolah harus diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran literasi yaitu kegiatan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan kepada siswa secara mendiri mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, berbicara, dan  mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan. Melalui kegiatan literasi siswa akan senantiasa menggali informasi dari berbagai sumber untuk menambah pengetahuan mereka.

Dalam kegitan literasi perlu ditunjang dengan beberapa sarana antara lain, yaitu 1) Big book, 2) Mini book, 3) Word wall, dan sebagainya yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru.

Berikut adalah desain Big book, Mini book, dan Word wall yang dapat digunakan dalam kegiatan literasi. 

(Materi pembelajaran :  perkembangbiakan tumbuhan)

Big Book 

Bentuk big book :
1)      Big book terbuat dari kertas karton yang dijilid menjadi satu membentuk buku menggunakan tali.
2)      Ukuran big book 45 x 60 cm.
3)      Saat dibuka, di sebelah kanan adalah narasi/ kalimat-kalimat yang dibacakan, di sebelah kanan adalah gambar.
4)      Gambar yang tercantum berwarna untuk manarik perhatian siswa.

Isi big book :
1)      Sampul bertuliskan perkembangbiakan tumbuhan

Sampul Big Book 

2)      Isi big book yaitu
Halaman 1 : Pengertian perkembangbiakan tumbuhan
Halaman 2 : gambar tumbuhan berbunga
Halaman 3 : penjelasan perkembangbiakan tumbuhan dari biji
Halaman 4 : gambar proses perkembangbiakan dengan biji





Halaman 5 : penjelasan perkembangbiakan tanaman dari tunas
Halaman 6 : gambar proses perkembangbiakan dengan tunas



Halaman 7 : penjelasan perkembangbiakan tanaman dari umbi
Halaman 8 : gambar proses perkembangbiakan dengan umbi


Mini Book 

Bentuk mini book :
1)      Terbuat dari kertas putih yang dilipat menjadi 4 bagian lalu dipotong menjadi 4 lembar.
2)      Mini book bisa berisi 6-10 halaman sesuai keinginan siswa dan menyesuaikan materi yang dimasukkan ke dalam mini book.
3)      Di sisi kiri buku diberi lubang untuk di jilid dengan pita.


Sampul Mini Book 

Isi mini book :
1)      Sampul bertuliskan nama siswa dan nama materi yang ada di buku (pertumbuhan tumbuhan).
2)      Setiap lembar berisi tentang gambar tumbuhan berdasarkan cara perkembang biakannya yaitu biji, tunas, umbi
Lembar ke 1 – 2 : tumbuhan biji beserta nama tumbuhan
Lembar ke 3 – 4 : tumbuhan  tunas beserta nama tumbuhan



Lembar ke 5 – 6 : tumbuhan umbi beserta nama tumbuhan




3)      Gambar berasal dari kertas cetak, majalah berwarna atau gambaran langsung siswa dan diwarnai.


Word Wall

Bentuk word wall :
1)      Word wall bisa terbuat dari papan kayu atau gabus (sterofoam) yang berukuran 50 x 60 cm. Dan di letakkan di dinding.
2)      Dasar  word wall diwarnai 1 warna yang tidak terlalu kontras misalkan hitam.



Isi word wall :
1)      Setiap siswa menuliskan kata-kata baru yang mereka kenal di kertas putih menggunakan pensil, lalu ditempel di word wall
2)      Kata-kata yang baru contohnya : biji, tunas, umbi, serbuk sari, putik